Sejarah Berdirinya Tahu Sumedang SukaAti

Tahu Sumedang Sukaati didirikan pada tanggal 11 April 2004 di kota Bandung . Pertama kali didirikan di lahan seluas 7 m x 8 m yang dirancang sedemikian rupa sehingga cukup memenuhi standar ergonomis dan higienis. Peralatan yang digunakan juga cukup sederhana dengan mesin penggilingan dan pembuat susu kedelai.

Percobaan produksi dilakukan dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai sebanyak 4 kilogram. Kendala yang pertama kali dihadapi adalah mesin penggilingan yang kurang sempurna, sehingga hasil gilingan tidak sempurna dan diputuskan untuk sedikit memodifikasi mesin penggilingan. Percobaan yang kedua dilakukan dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai sebanyak 14 kilogram. Hasil yang diperoleh sangat menggembirakan, tahu hasil produksi mempunyai rasa yang enak, kenyal dan gurih.

Saat ini Tahu Sumedang Sukaati mempunyai aset yang terdiri dari lahan seluas 280 m2 , mesin diesel, mesin giling kacang kedelai, ketel dan burner, serta perlengkapan kerja lainnya.

Perusahaan ini merupakan perusahan mikro, milik sendiri dan dikelola oleh keluarga, tetapi senantiasa mencoba penerapan sistem kerja yang profesional, dengan tetap mempertahaankan rasa kekeluargaan terhadap setiap karyawan. Penekanan pada motivasi kerja seluruh karyawan, dan self disiplin untuk setiap karyawan, sehingga setiap karyawan senantiasa berusaha untuk mengerti dan memahami serta melaksanakan sesuatu sesuai dengan �hak�, �kewenangan�, �tugas�, �kewajiban� dan �tanggung-jawab� secara seimbang. Prinsip Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh juga senantiasa diupayakan diterapkan dalam setiap kehidupan keseharian.

Pendiri

Pendiri perusahaan, bertempat tinggal di Bandung, kebetulan berisitrikan orang Sumedang yang konon menurut cerita kakek buyutnya berasal dari daratan Tiongkok yang hijrah kekota Sumedang untuk mencari penghidupan yang lebih baik, seorang perintis tahu Sumedang.

Ide munculnya usaha ini berawal dari amanat bapak mertua (almarhum) yang terobsesi untuk mendirikan pabrik tahu, hanya sayang tidak terrealisasi karena pada tahun 2000 meninggal dunia. Padahal sudah memiliki lokasi tanah di daerah Ciherang Sumedang seluas ± 3000 meter yang sangat cocok untuk dibangun pabrik tahu karena dekat dengan aliran sungai Cipeles untuk pembuangan limbahnya. Bukan hanya itu, berbagai mesin dan peralatan sudah lengkap dimiliki, tinggal dibuat bagunan dan diinstal.

Sebagai seorang sarjana dan seorang menantu, ada keinginan yang cukup mendalam untuk mencoba merealisasikan obessi tersebut, tetapi tentunya dengan metoda dan sistem kerja yang efektif, efisien dan produktif.

Tak dapat disangkal, bahwa untuk merintis usaha ini, seperti halnya merintis setiap usaha, akan banyak sekali tantangan dan rintangan yang menghadang, termasuk memang adalah modal.

Berbekal modal finansial seadanya dan juga pengalaman berkomunitas, meneguhkan keberanian mencoba merintis usaha ini dan optimis untuk sanggup mengatasi berbagai kendala-2 yang akan menghadang.